Mungkin ngga lama lagi nasib ojek mangkal bakal sama dengan toko-toko kelontong milik keluarga yang kegusur indomaret dan alfamart. Apakah itu kabar bagus? Mungkin, pengguna ojek mana sih yang ngga pernah ngerasain nawar harga ojek yg kadang mintanya ga kira-kira, pake songong lagi. Bandingkan dengan model Go-Jek yang tarifnya jelas dan ngga bikin ribet. Toh Indomaret dan Alfamart modelnya franchise, jadi sebenarnya bisa aja yang punya keluarga juga. Lalu karena mereka punya kemampuan di volume, harga barang di Indomaret dan Alfamart juga jadi lebih murah dibanding toko kelontong. Konsumennya tentunya jadi seneng, walau itu artinya toko kelontong milik keluarga kalah bersaing. Efeknya mungkin (MUNGKIN) ya, barrier untuk mulai sebuah usaha jadi lebih tinggi, harus bisa modalin franchise model indomaret dan alfamart baru bisa buka toko, dibanding mungkin cuma perlu mempermak halaman depan jadi toko.
Bagaimana dengan go-jek? Mungkin yang bikin gue agak-agak gimana adalah, mereka sukses mengeksploitasi loophole yang ada pada penegakan hukum dan peraturan di negara (kota?) kita tercinta. Yang mana? Bahwa angkutan penumpang itu seharusnya berpelat kuning. Plat kuning artinya mereka bayar pajak dan perizinan, yang diangkut dilindungi asuransi, kendaraannya wajib dicek dan diinspeksi secara berkala, dlsb dst yadda yadda. Kenapa gue ga antipati dengan ojek mangkal pake pelat hitam? Karena selama ini gue menganggap mereka usaha perseorangan, sama kaya pedagang asongan atau yang jualan di pasar kaget. Kadang mereka adalah satpam dan cleaning service yang selesai shift ngelanjutin ngojek buat nutupin ongkos. Jadi mungkin (MUNGKIN) hal ini dicuekin oleh penegak hukum di negara kita. Sama kaya tukang kopi setarling (setarbak keliling) dan pengecer premiumlah. BUT! Once you get a VC with millions of IDR to back you up?… Kalo elo udah jadi PT? Ketika elo punya dana promo segitu gede sehingga bisa ngasih tarif yang bikin saingan elo ga bisa bersaing? Ya pada dasarnya tukang ojeknya Go-Jek sama aja dengan tukang ojek mangkal sih, sama-sama masih usaha perorangan juga 😀 Salahkah Go-Jek? Ya kalopun salah, tentunya yang salah bukan die aja, yang menegakkan hukum dan peraturan toh juga lalai 🙂 Mungkin guenya aja kali yang terlalu ngurusin printilan 😀 Disclaimer: Gue pengguna go-jek dan go-food kalau lagi diskon atau promo 😛